
Cara Penyimpanan Sampel Laboratorium agar Tidak Tercemar
Greenlab Indonesia
Wednesday, 20 Aug 2025
Dalam dunia penelitian dan analisis, sampel laboratorium merupakan objek yang sangat penting. Keakuratan hasil uji sangat bergantung pada bagaimana sampel dikumpulkan, disimpan, dan diperlakukan. Sayangnya, banyak kasus pencemaran sampel terjadi karena kesalahan dalam penyimpanan.
Lalu, bagaimana cara penyimpanan sampel laboratorium agar tidak tercemar? Artikel ini akan membahas prinsip dasar, prosedur, hingga tips menjaga kualitas sampel.
Mengapa Penyimpanan Sampel Laboratorium Itu Penting?
Penyimpanan sampel yang benar bertujuan untuk:
-
Menjaga integritas sampel agar tidak mengalami perubahan fisik, kimia, maupun biologis.
-
Mencegah kontaminasi silang antar sampel.
-
Memastikan hasil analisis akurat sesuai kondisi awal sampel.
-
Memenuhi standar laboratorium seperti ISO 17025 dan standar Kementerian Lingkungan Hidup maupun Kesehatan.
Prinsip Dasar Penyimpanan Sampel Laboratorium
Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan sebelum menyimpan sampel:
-
Gunakan wadah yang sesuai
-
Botol kaca atau plastik khusus dengan tutup rapat.
-
Wadah harus steril untuk sampel mikrobiologi.
-
Hindari penggunaan wadah bekas agar tidak terkontaminasi.
-
-
Pemberian Label yang Jelas
-
Cantumkan identitas sampel: kode, tanggal, waktu pengambilan, lokasi, dan jenis sampel.
-
Gunakan label tahan air agar tidak mudah luntur.
-
-
Suhu Penyimpanan yang Tepat
-
Suhu ruang: cocok untuk sampel tertentu yang stabil.
-
Refrigerator (4°C): umum digunakan untuk sampel air, makanan, atau cairan biologis.
-
Freezer (-20°C hingga -80°C): untuk sampel biologis yang mudah rusak.
-
-
Waktu Penyimpanan yang Sesuai
-
Setiap jenis sampel memiliki holding time atau batas maksimal penyimpanan sebelum dianalisis.
-
Misalnya, sampel air untuk uji mikrobiologi sebaiknya dianalisis maksimal 24 jam setelah pengambilan.
-
Cara Penyimpanan Sampel Laboratorium agar Tidak Tercemar
Berikut langkah-langkah praktis yang dapat diterapkan:
-
Gunakan Alat Pelindung Diri (APD)
Selalu gunakan sarung tangan, jas laboratorium, dan masker saat menangani sampel. -
Sterilisasi Peralatan
Semua alat seperti botol, pipet, atau wadah harus steril sebelum digunakan. -
Hindari Paparan Langsung
Jangan membuka wadah sampel terlalu sering. Jika harus diambil sebagian, gunakan teknik aseptik. -
Pisahkan Berdasarkan Jenis Sampel
-
Simpan sampel kimia, mikrobiologi, dan biologis secara terpisah.
-
Gunakan rak atau wadah khusus untuk menghindari kontaminasi silang.
-
-
Gunakan Rantai Pendingin (Cold Chain)
Untuk sampel yang mudah rusak, gunakan cooler box dengan es gel saat transportasi ke laboratorium. -
Catat dalam Logbook atau Sistem Informasi
Setiap sampel yang masuk harus dicatat agar mudah ditelusuri dan tidak tertukar.
Dampak Jika Penyimpanan Sampel Tidak Benar
-
Hasil uji tidak akurat sehingga dapat menyesatkan penelitian atau laporan.
-
Kontaminasi silang membuat sampel tidak valid.
-
Kerugian biaya dan waktu, karena pengambilan sampel harus diulang.
-
Risiko kesehatan, terutama untuk sampel biologis atau kimia berbahaya
Cara penyimpanan sampel laboratorium yang benar adalah kunci untuk menjaga keaslian dan kualitas sampel. Dengan memperhatikan wadah yang tepat, suhu penyimpanan, waktu penyimpanan, serta prosedur keamanan, risiko pencemaran bisa diminimalkan.
Jika membutuhkan hasil yang akurat, pastikan penyimpanan sampel dilakukan sesuai standar laboratorium lingkungan dan diawasi oleh tenaga ahli yang berpengalaman.