
Risiko Cesium-137 di Cikande dan Cara Melindungi Diri
Greenlab Indonesia
Wednesday, 22 Oct 2025
esium-137 (Cs-137) adalah isotop radioaktif yang dihasilkan dari proses fisi nuklir, seperti limbah reaktor nuklir, uji coba senjata nuklir, atau limbah impor terbakar / bahan logam bekas yang terkontaminasi.
Cs-137 memancarkan radiasi beta dan gamma, memiliki waktu paruh (half-life) sekitar 30 tahun, sehingga tetap berada di lingkungan dalam jangka waktu yang lama.
Bagaimana Kasus di Cikande?
-
Pemerintah Indonesia menemukan kontaminasi Cs-137 di Kawasan Industri Modern (Modern Industrial Estate) Cikande, Serang, Banten.
-
Sebanyak 22 perusahaan di kawasan tersebut dilaporkan terdampak, dengan satu perusahaan, PT Bahari Makmur Sejahtera (BMS), teridentifikasi telah melalui proses dekontaminasi atas fasilitasnya.
-
Laporan menyebutkan bahwa 9 dari 1.562 pekerja dan penduduk sekitar menguji positif terpapar Cs-137.
-
Pemerintah memperketat impor skrap logam karena diduga Cs-137 masuk lewat logam bekas atau skrap impor.
Risiko Bagi Kesehatan
Paparan Cs-137 bisa melalui beberapa jalur: inhalasi, konsumsi makanan atau air yang terkontaminasi, atau kontak langsung dengan permukaan tanah atau debu yang mengandung zat radioaktif. Berikut sejumlah risiko:
Jenis Paparan | Efek Potensial |
---|---|
Paparan eksternal (radiasi gamma dari luar tubuh) | Kerusakan kulit, luka bakar, risiko kanker meningkat jika dosis tinggi. |
Paparan internal (melalui makanan, air, atau debu yang terhirup/tertelan) | Distribusi Cs-137 ke dalam jaringan lunak (otot dan daging), meningkatkan risiko kanker, gangguan sistem imun, kemungkinan kerusakan organ jika akumulasi tinggi |
Efek akut (dosis tinggi dalam waktu singkat) | Mual, muntah, diare, kerusakan organ, bahkan kematian jika sangat tinggi. |
Efek kronis (paparan rendah berulang jangka panjang) | Peningkatan risiko jenis-jenis kanker (terutama sistem pencernaan, paru, jaringan lunak), gangguan darah (jumlah sel darah putih/platelet), dampak reproduksi. |
Cara Melindungi Diri dan Lingkungan
Berikut langkah-perlindungan yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko jika Anda tinggal atau bekerja di area yang diduga terkontaminasi Cs-137:
-
Pantau Informasi Resmi
Ikuti update dari BAPETEN, Kementerian Lingkungan Hidup & Kehutanan, atau Dinas Kesehatan. Pastikan Anda mendapatkan data kontaminasi yang valid. -
Kurangi Paparan Debu dan Tanah Terbuka
-
Gunakan alas sepatu sebelum masuk rumah agar tidak membawa debu.
-
Bersihkan permukaan rumah, lantai, dan benda dari debu dengan lap basah (jangan menyapu kering karena bisa menerbangkan debu).
-
-
Cek Kualitas Air dan Makanan
-
Gunakan air bersih atau air mineral, terutama jika ada indikasi air sumur atau air permukaan terkontaminasi.
-
Cuci bahan makanan dengan air bersih, serta jika memungkinkan kupas kulit sayuran atau buah yang kontak langsung dengan tanah.
-
-
Proteksi Diri Karyawan Industri
-
Gunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti sarung tangan, masker respirator yang bisa menyaring partikel halus dan pelindung wajah.
-
Pastikan ada prosedur dekontaminasi pakaian kerja dan perlengkapan.
-
-
Dekontaminasi Lokasi
-
Pemerintah atau pihak terkait harus segera melakukan dekontaminasi hotspot (tempat dengan tingkat kontaminasi tinggi) menggunakan metode penghilangan tanah, pembersihan permukaan keras, dan pencucian area.
-
Tutup area dengan vegetasi atau media yang mengurangi penyebaran partikel ke udara.
-
-
Pemeriksaan Kesehatan Rutin
-
Bagi penduduk dan pekerja di sekitar area terdampak: lakukan uji laboratorium untuk mendeteksi paparan radioaktif, termasuk pemeriksaan darah dan fungsi organ tubuh.
-
Pantau organ yang rentan seperti ginjal, hati, sistem imun, sistem pernapasan.
-
-
Regulasi dan Pengawasan Impor
-
Tindak tegas impor logam dan skrap yang diduga terkontaminasi.
-
Terapkan pengawasan masuknya logam bekas, termasuk uji radiasi pada material impor.
-
Kasus kontaminasi Cesium-137 di Cikande adalah peringatan serius bahwa radioaktif yang tidak terkendali bisa menjangkit kesehatan dan lingkungan. Namun, dengan kombinasi tindakan regulatif, langkah proteksi diri, dekontaminasi, dan pemantauan kesehatan, risiko bisa diminimalkan.
Key takeaway: jangan panik, tetapi waspada dan informasikan langkah pencegahan secara tepat. Data dan aksi nyata sangat diperlukan agar komunitas terlindungi.