whatsapp-logo

Pelanggan yang terhormat, selamat datang di Greenlab Indonesia. Ada yang bisa kami bantu? Yuk konsultasikan kebutuhan pengujian lingkungan Anda. Kami tunggu yaa 😊🙏🏻

Yuk Konsultasikan!

environesia-image

Stay Update,

Stay Relevant

Greenlab’s Timeline

kunjungan kan

Menyelami Lebih Dalam: Faktor Biologis di Higiene Industri - Ancaman Tersembunyi dan Upaya Pencegahannya

Greenlab Indonesia

Friday, 05 Jul 2024

Di balik kemajuan industri yang mengagumkan, ada bahaya tersembunyi yang mengancam para pekerja, yaitu faktor biologis. Dalam konteks kebersihan industri, faktor biologis merujuk pada makhluk hidup atau sejenisnya yang dapat menyebabkan masalah kesehatan dan penyakit pada manusia. Ancaman ini bisa datang dari berbagai bentuk, seperti mikroorganisme (virus, bakteri, jamur, parasit) serta tumbuhan dan hewan.

Fungsi Utama Faktor Biologis dalam Higiene Industri


Penerapan faktor biologis dalam higiene industri memiliki beberapa fungsi penting, yaitu :

1. Identifikasi Bahaya Biologis
Langkah pertama adalah mengidentifikasi agen biologis yang mungkin ada di tempat kerja. Ini dilakukan melalui observasi, pengumpulan data, dan analisis risiko. Contohnya, di industri peternakan, bakteri Brucella abortus dapat menyebabkan penyakit brucellosis pada manusia.

2. Penilaian Risiko Paparan
Setelah agen biologis diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah menilai tingkat risiko paparan bagi pekerja. Penilaian ini mempertimbangkan faktor seperti jenis agen biologis, virulensi, konsentrasi, jalur paparan, dan kerentanan individu pekerja.

3. Pengembangan dan Penerapan Kontrol
Berdasarkan hasil penilaian risiko, langkah kontrol harus dikembangkan dan diterapkan untuk mengurangi paparan bahaya biologis.
- Pengendalian Teknik : Modifikasi tempat kerja, seperti ventilasi lokal, sistem filtrasi udara, dan isolasi proses berisiko tinggi.
- Pengendalian Administratif : Prosedur kerja aman, pelatihan pekerja, dan pembatasan akses ke area terkontaminasi.
- Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) : Masker respirator, sarung tangan, kacamata pelindung, dan pakaian pelindung.

4. Pemantauan Efektivitas Kontrol
Kontrol yang diterapkan harus dimonitor secara berkala untuk memastikan efektivitasnya.
- Pengukuran Konsentrasi Agen Biologis : Melalui pengambilan sampel udara atau permukaan.
- Pemeriksaan Kesehatan Pekerja : Untuk mendeteksi tanda dan gejala penyakit terkait paparan bahaya biologis.
- Pencatatan dan Analisis Data Pemantauan : Untuk mengidentifikasi tren dan area yang perlu diperbaiki.

5. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Akibat Kerja
Upaya pencegahan dan pengendalian penyakit akibat kerja harus dilakukan secara komprehensif.
- Program Imunisasi: Untuk pekerja yang berisiko tinggi terpapar agen biologis tertentu.
- Fasilitas Kesehatan: Untuk menangani kasus penyakit akibat kerja terkait paparan bahaya biologis.
- Edukasi Pekerja: Tentang pentingnya menjaga kebersihan dan kesehatan diri serta cara mencegah penyebaran agen biologis di tempat kerja.

Contoh Faktor Biologis di Tempat Kerja


Contohnya bakteri E. coli yang dapat mencemari sampel air di laboratorium mikrobiologi dan menyebabkan diare dan keracunan makanan. Atau, jamur Aspergillus yang dapat menghasilkan toksin berbahaya pada kultur jamur di laboratorium bioteknologi.

Paparan terhadap bahaya biologis di laboratorium dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti:

1. Infeksi
Mikroorganisme patogen seperti bakteri Bacillus anthracis (penyebab antraks), Mycobacterium tuberculosis (penyebab TBC), atau Brucella (penyebab brucellosis) dapat menyebabkan penyakit menular yang serius melalui kontak dengan darah, cairan tubuh, atau aerosol yang terkontaminasi.

2. Alergi : 
Paparan terhadap alergen biologis seperti serbuk sari jamur atau bulu hewan laboratorium dapat memicu reaksi alergi yang parah, seperti asma atau rinitis alergi.

3. Keracunan : 
Toksin yang dihasilkan oleh bakteri atau jamur tertentu, seperti botulinum toxin, dapat menyebabkan keracunan yang berakibat fatal jika tertelan atau terhirup.

Meminimalisir Bahaya Biologis di Laboratorium: Menuju Lingkungan Kerja yang Aman


Di balik kemajuan ilmu industri, bahaya mikroba mengintai. Bakteri, jamur, dan parasit ini bisa bikin sakit kalau terpapar saat bekerja di suatu ruangan.

Tips Membangun ruangan aman :
1. Kenali bahaya mikroba : Pahami jenis mikroba di suatu ruangan dan bahayanya, seperti infeksi, alergi, dan keracunan.
2. Cegah paparan : jaga ventilasi, dan dekontaminasi peralatan dan ruangan.
4. Tingkatkan edukasi : Lakukan pelatihan dan edukasi tentang bahaya mikroba dan cara pencegahannya.
5. Batasi akses : Batasi akses ke area ruangan yang terkontaminasi.
6. Tangani limbah: Tangani limbah dengan tepat untuk mencegah penyebaran mikroba.
7. Waspada dan laporkan : Selalu waspada terhadap bahaya mikroba dan laporkan segera jika ditemukan.
8. Periksa kesehatan : Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala bagi pekerja yang berisiko tinggi.


(Image by : safetysignindonesia)
(KR)
 

Discover compassionate service

that exceeds expectations.

Bersama Greenlab Indonesia, mari bangun

Indonesia dengan lingkungan yang lebih baik,

secara terukur, teratur, dan terorganisir.

model-6