whatsapp-logo

Pelanggan yang terhormat, selamat datang di Greenlab Indonesia. Ada yang bisa kami bantu? Yuk konsultasikan kebutuhan pengujian lingkungan Anda. Kami tunggu yaa 😊🙏🏻

Yuk Konsultasikan!

environesia-image

Stay Update,

Stay Relevant

Greenlab’s Timeline

kunjungan kan

Mengapa Air Hujan Kini Tak Lagi Sejernih Dulu?

Greenlab Indonesia

Friday, 19 Sep 2025

Air hujan selama ini dianggap sebagai sumber air alami yang bersih dan menyegarkan. Namun, kenyataannya, air hujan yang turun di perkotaan maupun daerah padat industri sering kali tidak sejernih dulu. Banyak orang mendapati air hujan tampak keruh, berbau, bahkan meninggalkan noda setelah mengering. Lalu, apa penyebabnya?

1. Pencemaran Udara Sebagai Faktor Utama

Salah satu penyebab terbesar turunnya kualitas air hujan adalah pencemaran udara. Gas buang kendaraan bermotor, asap industri, hingga pembakaran sampah menghasilkan zat berbahaya seperti:

  • Sulfur dioksida (SO₂)

  • Nitrogen oksida (NOx)

  • Partikulat halus (PM2.5 dan PM10)

Ketika zat ini bercampur dengan uap air di atmosfer, hujan yang turun bisa menjadi hujan asam atau membawa partikel polutan yang membuat air tampak kotor.

2. Efek Hujan Asam

Hujan asam terbentuk ketika emisi gas sulfur dan nitrogen bereaksi dengan air di atmosfer, menghasilkan asam sulfat (H₂SO₄) dan asam nitrat (HNO₃). Dampaknya:

  • Air hujan menjadi lebih asam (pH rendah)

  • Menimbulkan korosi pada logam

  • Merusak ekosistem tanah dan air

  • Membahayakan kesehatan jika digunakan langsung

3. Mikroplastik dan Partikel Halus di Atmosfer

Penelitian terbaru menunjukkan bahwa mikroplastik kini juga dapat terbawa oleh hujan. Partikel plastik yang berasal dari limbah rumah tangga, tekstil, hingga ban kendaraan dapat naik ke udara lalu bercampur dengan awan. Akibatnya, air hujan bisa mengandung partikel mikroplastik yang tak kasat mata.

4. Dampak Lingkungan dan Kesehatan

Turunnya kualitas air hujan bukan hanya masalah estetika, tetapi juga berdampak luas:

  • Kesehatan: Air hujan yang asam atau tercemar bisa mengiritasi kulit, mata, dan saluran pernapasan.

  • Pertanian: Hujan asam dapat menurunkan kesuburan tanah dan mengganggu pertumbuhan tanaman.

  • Infrastruktur: Bangunan dan kendaraan lebih cepat berkarat akibat air hujan yang asam.

5. Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Meski tidak bisa mencegah hujan tercemar sepenuhnya, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan:

  • Mengurangi emisi dengan menggunakan transportasi ramah lingkungan.

  • Menanam lebih banyak pohon untuk menyerap polutan udara.

  • Menggunakan sistem penampungan air hujan dengan filter khusus jika ingin memanfaatkannya.

  • Mendukung kebijakan pengendalian pencemaran udara.

Air hujan yang dulu dikenal bersih kini semakin rentan tercemar akibat aktivitas manusia, polusi udara, dan perubahan lingkungan. Fenomena ini mengingatkan kita bahwa menjaga kualitas udara sangat penting, tidak hanya untuk kesehatan pernapasan, tetapi juga untuk air hujan yang turun ke bumi.

Dengan langkah kecil seperti mengurangi emisi dan menjaga lingkungan, kita bisa membantu air hujan kembali lebih bersih dan layak dimanfaatkan.

Discover compassionate service

that exceeds expectations.

Bersama Greenlab Indonesia, mari bangun

Indonesia dengan lingkungan yang lebih baik,

secara terukur, teratur, dan terorganisir.

model-6