
Kenapa pH Air Limbah Harus Dikontrol?
Greenlab Indonesia
Wednesday, 22 Oct 2025
Air limbah merupakan hasil buangan dari aktivitas rumah tangga, industri, maupun laboratorium yang mengandung berbagai zat kimia dan biologis. Salah satu parameter penting yang harus selalu diperhatikan dalam pengujian air limbah adalah pH. Nilai pH tidak hanya memengaruhi kualitas air, tetapi juga menentukan keberhasilan proses pengolahan limbah sebelum dibuang ke lingkungan.
Lalu, kenapa pH air limbah harus dikontrol? Simak penjelasan ilmiahnya di bawah ini.
Apa Itu pH dan Mengapa Penting dalam Air Limbah?
pH adalah ukuran tingkat keasaman atau kebasaan suatu larutan yang dinyatakan dengan skala 0 hingga 14.
-
pH < 7 menunjukkan kondisi asam,
-
pH = 7 netral,
-
pH > 7 menunjukkan kondisi basa.
Dalam konteks air limbah, pH yang terlalu rendah (asam) atau terlalu tinggi (basa) bisa menimbulkan dampak berbahaya bagi lingkungan, peralatan pengolahan, dan makhluk hidup.
Dampak pH yang Tidak Terkontrol pada Air Limbah
1. Merusak Ekosistem Perairan
Air limbah dengan pH ekstrem dapat mengganggu kehidupan organisme akuatik.
Sebagai contoh, ikan dan mikroorganisme pengurai hanya bisa hidup pada pH sekitar 6,5–8,5. Jika pH di luar batas ini, proses alami degradasi bahan organik bisa terganggu dan menyebabkan penumpukan bahan pencemar.
2. Mengganggu Proses Pengolahan Limbah
Dalam instalasi pengolahan air limbah (IPAL), banyak proses yang sangat bergantung pada pH.
Proses biologis seperti aerasi dan denitrifikasi membutuhkan pH stabil agar mikroorganisme dapat bekerja dengan optimal. pH yang tidak seimbang dapat menurunkan efisiensi pengolahan.
3. Menimbulkan Korosi pada Peralatan
pH yang terlalu asam bisa menyebabkan korosi pada pipa dan tangki logam, sementara pH yang terlalu basa bisa mengendapkan mineral dan menyumbat sistem.
Kondisi ini berpotensi meningkatkan biaya perawatan dan memperpendek umur alat.
4. Bisa Menimbulkan Gas Berbahaya
Beberapa reaksi kimia pada air limbah bisa menghasilkan gas beracun seperti hidrogen sulfida (H₂S) atau amonia (NH₃) jika pH tidak dikontrol.
Gas ini bukan hanya berbahaya bagi lingkungan, tapi juga bagi pekerja di sekitar area pengolahan.
Batas pH Air Limbah Berdasarkan Regulasi
Menurut Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) No. 68 Tahun 2016,
nilai pH air limbah yang diperbolehkan sebelum dibuang ke lingkungan adalah antara 6–9.
Batas ini ditetapkan untuk melindungi ekosistem serta memastikan limbah yang dibuang sudah aman bagi perairan umum.
Cara Mengontrol pH Air Limbah
Berikut beberapa langkah umum yang digunakan untuk menjaga pH air limbah agar tetap sesuai standar:
-
Menambahkan Bahan Kimia Penetral
-
Kapur (Ca(OH)₂) untuk menaikkan pH.
-
Asam sulfat (H₂SO₄) untuk menurunkan pH.
-
-
Pengaturan Otomatis dengan Sensor pH
Sistem IPAL modern kini dilengkapi sensor pH online yang memantau dan mengatur pH secara real-time. -
Pemantauan Rutin di Laboratorium Lingkungan
Pengujian berkala di laboratorium memastikan hasil pengolahan limbah selalu memenuhi baku mutu dan aman untuk dibuang.
Kontrol pH air limbah bukan hanya soal kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga tanggung jawab terhadap kelestarian lingkungan dan kesehatan manusia.
Dengan pH yang stabil, proses pengolahan limbah berjalan efektif, peralatan terjaga, dan pencemaran lingkungan dapat dicegah.