whatsapp-logo

Pelanggan yang terhormat, selamat datang di Greenlab Indonesia. Ada yang bisa kami bantu? Yuk konsultasikan kebutuhan pengujian lingkungan Anda. Kami tunggu yaa 😊🙏🏻

Yuk Konsultasikan!

environesia-image

Stay Update,

Stay Relevant

Greenlab’s Timeline

kunjungan kan

Bioterorisme Bahaya Biologis yang Dibuat Sengaja

Greenlab Indonesia

Wednesday, 04 Sep 2024

Di tengah hiruk pikuk kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bayang-bayang bioterorisme mengintai, menghadirkan ancaman mengerikan yang tak terduga. Bioterorisme, yaitu penggunaan agen hayati (virus, bakteri, atau toksin) untuk tujuan terorisme, merupakan bahaya biologis yang sengaja diciptakan untuk mencelakai manusia, hewan, dan lingkungan.
 

Sejarah Kelam Bioterorisme


Sepanjang sejarah, manusia telah menyaksikan kekejaman bioterorisme. Dari penggunaan cacar oleh suku Comanche di abad ke-18, hingga serangan anthrax di Amerika Serikat tahun 2001, bioterorisme telah merenggut nyawa, memicu kepanikan, dan meninggalkan trauma mendalam.
 

Ancaman Nyata Bioterorisme


Dibandingkan senjata konvensional, bioterorisme menghadirkan beberapa bahaya unik yang membuatnya begitu berbahaya :

- Kemampuan Menyebar : agen hayati dapat menular dengan mudah melalui udara, air, makanan, atau kontak fisik, membuat pengendalian dan pencegahan menjadi sangat sulit.
- Kematian dan Penyakit : agen hayati dapat menyebabkan penyakit serius, bahkan kematian, dengan tingkat kematian yang tinggi dan efek jangka panjang yang parah.
- Kepanikan dan Ketakutan : ancaman bioterorisme dapat memicu kepanikan massal dan ketakutan yang berdampak signifikan pada stabilitas sosial dan ekonomi.
- Aksesibilitas : agen hayati dan teknologi untuk menghasilkannya dapat diakses oleh individu atau kelompok dengan sumber daya terbatas, meningkatkan risiko penyebarannya.
 

Contoh Nyata Kejadian Bioterorisme


Serangan Antrax di AS pada tahun 2001 surat yang terkontaminasi spora antraks dikirim ke beberapa senator AS dan media, menyebabkan 5 kematian dan 17 kasus anthrax. Kemudian ada juga serangan Gas Sarin di Tokyo tahun 1995 sekte Aum Shinrikyo melancarkan serangan gas sarin di kereta bawah tanah Tokyo, menewaskan 13 orang dan melukai lebih dari 6.000 orang. Kasus Brucellosis di Oregon tahun 1984 sebuah kelompok religius mencemari salad di restoran dengan bakteri Brucella, menyebabkan lebih dari 750 orang sakit.

Bioterorisme, bagaikan badai tersembunyi di balik awan kemajuan, membawa kengerian dan meninggalkan luka mendalam bagi manusia, hewan, dan lingkungan. Dampak bioterorisme tak hanya sebatas korban jiwa dan penyakit, tapi merambat ke berbagai aspek kehidupan, meninggalkan bekas luka yang tak mudah terhapus.
 

Dampak Kesehatan


Dampak bioterorisme memiliki beberapa dampak terhadap kesehatan seperti kematian dan penyakit, beban sistem kesehatan, ketakutan dan kepanikan. Agen hayati yang digunakan dalam bioterorisme dapat menyebabkan penyakit serius, bahkan kematian, dengan tingkat kematian yang tinggi dan efek jangka panjang yang parah. Contohnya, antraks dapat menyebabkan gagal napas dan kematian, sedangkan cacar dapat meninggalkan bekas luka permanen dan kecacatan. Serangan bioterorisme dapat membebani sistem kesehatan secara signifikan, dengan lonjakan pasien yang membutuhkan perawatan intensif dan langka, serta kekurangan sumber daya medis. Ancaman bioterorisme dapat memicu ketakutan dan kepanikan massal, yang dapat menyebabkan stres, depresi, dan gangguan mental lainnya.
 

Dampak Ekonomi


- Kerugian Ekonomi : serangan bioterorisme dapat menyebabkan kerugian ekonomi yang signifikan akibat penutupan bisnis, karantina, dan penurunan aktivitas ekonomi. Contohnya, serangan antraks di AS tahun 2001 menyebabkan kerugian ekonomi hingga $10 miliar.
- Gangguan Rantai Pasokan : kontaminasi makanan atau produk pertanian dengan agen hayati dapat mengganggu rantai pasokan dan menyebabkan kekurangan bahan pangan.
- Penurunan Pariwisata : ketakutan akan bioterorisme dapat menyebabkan penurunan jumlah wisatawan, yang berdampak negatif pada sektor pariwisata dan ekonomi lokal.
 

Dampak Sosial dan Politik


Serangan bioterorisme dapat memicu ketidakpercayaan dan ketegangan antar individu, kelompok, dan bahkan negara. Orang-orang yang dicurigai atau terpapar agen hayati mungkin mengalami diskriminasi dan stigma sosial. Bioterorisme dapat digunakan untuk mencapai tujuan politik, seperti menciptakan kekacauan, memicu kerusuhan, atau melemahkan kepercayaan publik terhadap pemerintah.
 

Dampak Lingkungan


Agen hayati yang dilepaskan ke lingkungan dapat mencemari air, tanah, dan udara, dan membahayakan flora dan fauna. Kontaminasi lingkungan oleh agen hayati dapat mengganggu keseimbangan ekosistem dan menyebabkan kerusakan jangka panjang pada lingkungan. Kontaminasi tanaman atau ternak dengan agen hayati dapat mengancam ketahanan pangan dan menyebabkan kelaparan.
 

Jenis-jenis Agen Hayati yang Digunakan dalam Bioterorisme


Berbagai jenis agen hayati dapat digunakan dalam bioterorisme, diklasifikasikan berdasarkan tingkat keparahan dan kemudahan penyebarannya yaitu kategori A, B dan 
C. Kategori A adalah agen hayati yang berpotensi menyebabkan kematian dan morbiditas yang parah, dengan tingkat penyebaran yang tinggi. Contohnya cacar, antraks, pes. Kategori B agen hayati yang dapat menyebabkan penyakit serius, dengan tingkat penyebaran yang sedang seperti brucellosis, tularemia, Q fever. Kategori C merupakan agen hayati yang dapat menyebabkan penyakit ringan hingga sedang, dengan tingkat penyebaran yang rendah. Contohnya salmonellosis, shigellosis, ricin.
 

Upaya Mencegah dan Menanggulangi Bioterorisme


Menghadapi ancaman bioterorisme, diperlukan upaya kolektif dan terkoordinasi di berbagai tingkatan yaitu peningkatan kesadaran, kemampuan deteksi dan respon, kesiapsiagaan medis, keamanan bialaboratorium dan kerjasama internasional. Masyarakat perlu diedukasi tentang bahaya bioterorisme, tanda-tanda penyakit yang terkait, dan langkah-langkah pencegahan. Sistem pemantauan dan deteksi dini perlu diperkuat untuk mengidentifikasi dan melacak agen hayati yang beredar. Fasilitas kesehatan harus siap untuk menangani kasus penyakit terkait bioterorisme, termasuk menyediakan stok vaksin dan antibodi.
Laboratorium yang menangani agen hayati harus menerapkan standar keamanan yang ketat untuk mencegah kebocoran dan penyalahgunaan. Kolaborasi global diperlukan untuk berbagi informasi, mengembangkan teknologi countermeasures, dan memperkuat kerangka hukum untuk memerangi bioterorisme.

Bioterorisme merupakan ancaman nyata yang membutuhkan perhatian dan kesiapsiagaan global. Dengan meningkatkan kesadaran, memperkuat sistem pencegahan, dan meningkatkan kerjasama internasional, kita dapat membangun perisai pertahanan yang kokoh untuk melawan bahaya biologis yang sengaja diciptakan ini.


(Image by : pinterest/belmcgarzo )
(091/SLM)

Discover compassionate service

that exceeds expectations.

Bersama Greenlab Indonesia, mari bangun

Indonesia dengan lingkungan yang lebih baik,

secara terukur, teratur, dan terorganisir.

model-6