Pesan Anda telah berhasil terkirim. Kami akan segera meninjau pesan Anda dan menghubungi Anda sesegera mungkin.
Greenlab Indonesia
Wednesday, 07 May 2025
Air bersih adalah kebutuhan mendasar bagi kehidupan manusia dan ekosistem. Namun, dengan meningkatnya aktivitas industri, pertanian, dan urbanisasi, kualitas air semakin terancam oleh berbagai polutan. Dalam konteks ini, laboratorium lingkungan memegang peranan vital dalam memantau dan menjaga kualitas air agar tetap aman dan layak digunakan.
Kualitas air yang buruk dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, seperti penyakit kulit, gangguan pencernaan, hingga penyakit kronis akibat paparan logam berat. Selain itu, ekosistem perairan juga dapat terganggu, mengancam keberlangsungan flora dan fauna yang bergantung pada sumber air tersebut. Oleh karena itu, pemantauan kualitas air secara rutin menjadi sangat penting.
Laboratorium lingkungan melakukan pengujian terhadap berbagai parameter kualitas air, seperti:Babel Province+3Advanced Analytics Asia Laboratories+3dislhk.ntbprov.go.id+3
Parameter Fisik: warna, bau, suhu, dan kekeruhan.
Parameter Kimia: pH, kandungan logam berat (seperti timbal, merkuri), dan senyawa kimia lainnya.
Parameter Biologis: keberadaan mikroorganisme patogen seperti E. coli dan coliform.Advanced Analytics Asia Laboratories+2PT Anugrah Analisis Sempurna+2environment.uii.ac.id+2
Pengujian ini membantu mengidentifikasi adanya kontaminan dan menentukan tingkat pencemaran air.
Laboratorium lingkungan melakukan pemantauan kualitas air secara berkala untuk mendeteksi perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu. Data yang diperoleh digunakan untuk mengevaluasi efektivitas program pengelolaan lingkungan dan menetapkan langkah-langkah perbaikan jika diperlukan.Mahasiswa Indonesia
Hasil analisis laboratorium dapat digunakan sebagai bukti ilmiah dalam penegakan hukum terhadap pelanggaran lingkungan. Selain itu, data tersebut juga menjadi dasar dalam perumusan kebijakan dan regulasi terkait pengelolaan sumber daya air.
Laboratorium lingkungan juga berperan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kualitas air. Melalui publikasi hasil penelitian dan kegiatan edukatif, masyarakat diajak untuk lebih peduli terhadap lingkungan dan berpartisipasi dalam upaya pelestarian sumber daya air.
Laboratorium lingkungan memiliki peran krusial dalam menjaga kualitas air melalui analisis, pemantauan, dan edukasi. Dengan dukungan data yang akurat dan terpercaya, upaya pelestarian sumber daya air dapat dilakukan secara efektif, memastikan ketersediaan air bersih bagi generasi sekarang dan mendatang.
Greenlab Indonesia
Monday, 05 May 2025
Setiap tahun, kabut asap menjadi ancaman nyata bagi jutaan orang, terutama di wilayah yang rawan kebakaran hutan dan lahan. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, kabut asap juga membawa dampak serius terhadap kesehatan masyarakat. Di tengah kondisi ini, pemantauan kualitas udara menjadi alat penting yang sayangnya masih sering diabaikan.
Ketika langit berubah kelabu dan jarak pandang terbatas, kita tahu bahwa kabut asap sedang melanda. Tapi bahaya sebenarnya bukan hanya yang terlihat, melainkan yang tidak terlihat—partikel mikroskopis seperti PM2.5, karbon monoksida, dan zat beracun lainnya yang bisa masuk ke paru-paru tanpa kita sadari.
Paparan jangka pendek bisa menyebabkan iritasi mata, batuk, dan sesak napas. Sementara paparan jangka panjang meningkatkan risiko asma, penyakit jantung, hingga kanker paru. Dalam situasi seperti ini, informasi tentang kualitas udara sangat dibutuhkan agar kita tahu kapan harus bertindak untuk melindungi diri.
Pemantauan kualitas udara adalah proses mengukur tingkat polusi di atmosfer. Biasanya dilakukan dengan menggunakan alat sensor yang mendeteksi berbagai polutan, termasuk PM2.5, PM10, CO, NO₂, dan ozon.
Data dari pemantauan ini bisa diakses secara real-time melalui aplikasi, situs web, atau papan informasi digital. Artinya, masyarakat bisa mengetahui kondisi udara di sekitarnya dan membuat keputusan berdasarkan informasi tersebut, seperti membatasi aktivitas luar ruangan atau menggunakan masker.
Dengan pemantauan udara, kita bisa mengetahui saat kualitas udara mulai memburuk—bahkan sebelum gejala fisik muncul. Ini sangat penting bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan.
Saat indeks kualitas udara menunjukkan kategori "tidak sehat", masyarakat bisa mengambil langkah perlindungan seperti:
Mengurangi aktivitas di luar ruangan
Menggunakan masker N95
Menutup ventilasi rumah
Menyalakan air purifier
Data pemantauan udara membantu pemerintah menentukan langkah penanggulangan, seperti meliburkan sekolah, mengaktifkan sistem peringatan bencana, atau melakukan rekayasa cuaca.
Ketika masyarakat dapat melihat sendiri data kualitas udara yang buruk, mereka cenderung lebih peduli terhadap isu lingkungan dan mendukung solusi jangka panjang, seperti penghentian pembakaran lahan atau penggunaan energi bersih.
Meski penting, pemantauan udara masih menghadapi tantangan:
Terbatasnya infrastruktur: Banyak daerah belum memiliki alat pemantau yang memadai.
Biaya tinggi: Perangkat sensor berkualitas masih tergolong mahal untuk distribusi luas.
Kurangnya literasi data: Tidak semua orang memahami arti angka-angka dalam indeks kualitas udara (AQI).
Namun, kemajuan teknologi mulai menjawab tantangan ini. Kini sudah banyak tersedia sensor udara portabel dan aplikasi mobile yang menyajikan data dalam tampilan yang mudah dipahami.
Melawan kabut asap bukan perkara mudah, tapi bukan berarti mustahil. Salah satu langkah pertama yang bisa kita ambil adalah mengetahui kondisi udara yang kita hirup setiap hari. Dengan begitu, kita bisa melindungi diri sekaligus mendorong perubahan yang lebih besar.
Pemantauan kualitas udara bukan hanya soal angka, tapi soal kesadaran dan tindakan. Di era kabut asap yang makin sering terjadi, informasi bisa menyelamatkan nyawa.
Pemantauan udara bukan sekadar teknologi—ia adalah alat untuk menyelamatkan kesehatan, meningkatkan kewaspadaan, dan membangun masyarakat yang lebih peduli lingkungan. Jadi, mari mulai dari hal sederhana: pantau udara di sekitar kita, sebarkan kesadaran, dan jadikan udara bersih sebagai hak, bukan kemewahan.
Greenlab Indonesia
Monday, 05 May 2025
Air sungai telah lama menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat—sebagai sumber air baku, sarana transportasi, hingga penunjang ekosistem. Namun, seiring perkembangan kota dan meningkatnya aktivitas industri serta rumah tangga, kualitas air sungai di banyak wilayah perkotaan terus menurun.
Berdasarkan data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), sekitar 70% sungai di wilayah perkotaan Indonesia tidak memenuhi standar baku mutu air. Ini bukan sekadar angka statistik—fakta ini menunjukkan kondisi krisis kualitas air yang nyata dan berdampak langsung pada kesehatan, lingkungan, dan kehidupan sosial.
Berikut kami rangkum beberapa poin penting tentang kondisi ini dan mengapa masyarakat serta pelaku usaha harus semakin peduli terhadap pengujian dan pengelolaan kualitas air.
Salah satu penyebab utama buruknya kualitas air sungai adalah limbah—baik dari rumah tangga, industri, maupun pertanian. Banyak sungai di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan digunakan sebagai tempat pembuangan akhir tanpa pengolahan terlebih dahulu.
Limbah domestik (sabun, deterjen, limbah toilet)
Limbah industri (bahan kimia, logam berat, oli)
Limbah pertanian (pupuk, pestisida)
Dampaknya, air sungai mengandung zat berbahaya seperti BOD, COD, amonia, fosfat, dan logam berat yang jauh di atas ambang batas standar baku mutu air kelas II dan III (sesuai PP No. 22 Tahun 2021).
Meskipun banyak warga masih bergantung pada air sungai untuk mencuci, mandi, atau bahkan kebutuhan irigasi, faktanya sebagian besar sungai perkotaan sudah tidak layak pakai tanpa pengolahan lanjut.
Menurut hasil pemantauan laboratorium lingkungan, parameter seperti BOD (Biochemical Oxygen Demand) dan Total Coliform pada beberapa titik pemantauan sungai menunjukkan angka yang sangat tinggi—menandakan pencemaran organik dan bakteri dari tinja manusia.
Sungai yang tercemar bukan hanya mengganggu manusia, tapi juga menghancurkan habitat ikan, tanaman air, dan mikroorganisme alami. Dalam jangka panjang, hal ini bisa menyebabkan:
Penurunan populasi ikan air tawar
Gangguan rantai makanan
Perubahan kualitas sedimen dan dasar sungai
Salah satu penyebab utama pencemaran tidak terdeteksi sejak awal adalah minimnya pengujian kualitas air secara berkala, baik oleh pemerintah, perusahaan, maupun masyarakat.
Padahal, pengujian parameter seperti:
pH
BOD/COD
TSS (Total Suspended Solid)
Amonia
Logam berat seperti Timbal (Pb) dan Merkuri (Hg)
sangat penting untuk mengetahui tingkat pencemaran air sungai secara objektif dan ilmiah.
Untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran, langkah pertama yang harus dilakukan adalah melakukan pengujian kualitas air sungai secara berkala dan sesuai standar nasional.
Laboratorium lingkungan berperan penting dalam:
Memberikan data valid tentang kondisi air
Menjadi dasar untuk rekomendasi teknis atau tindakan hukum
Menilai efektivitas pengolahan limbah suatu industri atau kawasan
Tips: Jika Anda merupakan pelaku usaha, pengembang properti, atau pengelola kawasan industri, pastikan untuk melakukan pengujian air sungai dan limbah Anda secara rutin agar tetap sesuai dengan regulasi lingkungan.
Fakta bahwa 70% sungai di kota-kota Indonesia tidak memenuhi baku mutu air adalah sinyal serius bahwa kita semua perlu lebih peduli. Mulai dari mengurangi limbah, memperbaiki sistem sanitasi, hingga melakukan uji kualitas air secara berkala—setiap langkah kecil sangat berarti.
Greenlab Indonesia
Monday, 05 May 2025
Plastik memang telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia modern. Namun, di balik kepraktisannya, plastik menyimpan ancaman tersembunyi yang sering luput dari perhatian: mikroplastik. Ukurannya memang sangat kecil, tapi dampaknya bisa sangat besar baik bagi lingkungan maupun kesehatan manusia.
Mikroplastik kini ditemukan hampir di setiap sudut bumi, dari dasar laut hingga air minum yang kita konsumsi. Tapi seberapa banyak yang sebenarnya kita ketahui tentang partikel kecil ini? Berikut adalah 5 fakta unik tentang mikroplastik yang jarang disadari, tapi penting untuk Anda ketahui.
Menurut sebuah penelitian dari WWF dan Universitas Newcastle, manusia bisa mengonsumsi hingga 5 gram mikroplastik setiap minggunya setara dengan satu kartu kredit! Partikel kecil ini masuk ke tubuh melalui air minum, makanan laut, garam, dan bahkan udara yang kita hirup.
Air minum dalam kemasan
Ikan dan kerang dari laut tercemar
Garam laut
Sayuran yang disiram air tercemar
Tidak hanya dari makanan dan minuman, mikroplastik juga bisa berada di udara dalam ruangan. Serat sintetis dari pakaian, karpet, dan furnitur dapat terurai menjadi partikel mikro yang kita hirup setiap hari, terutama di ruang tertutup tanpa sirkulasi udara yang baik.
Fakta: Penelitian menunjukkan bahwa debu rumah tangga bisa mengandung ratusan hingga ribuan partikel mikroplastik per meter persegi.
Pernah menggunakan scrub wajah yang terasa “kasar” karena butiran kecilnya? Sebelum regulasi diperketat, banyak produk kosmetik menggunakan microbeads, yaitu mikroplastik sintetis, sebagai bahan eksfoliator.
Meski sekarang sudah dilarang di banyak negara, beberapa produk impor atau tidak berlabel ramah lingkungan masih bisa mengandung partikel ini.
Sebuah studi internasional menemukan bahwa mikroplastik bisa terbawa angin dan jatuh bersama hujan. Bahkan di wilayah pegunungan Swiss dan Arktik, partikel mikroplastik ditemukan dalam lapisan salju.
Artinya, mikroplastik sudah menyebar ke lingkungan yang sebelumnya dianggap "bersih" dan jauh dari aktivitas manusia.
Teknologi saat ini masih sangat terbatas dalam menyaring mikroplastik dari air, tanah, dan udara. Bahkan, pengolahan air limbah modern sekalipun tidak bisa 100% menghapus partikel ini. Karena itu, pencegahan lebih penting daripada sekadar penanganan.
Kurangi penggunaan plastik sekali pakai
Gunakan produk ramah lingkungan
Dukung kebijakan pelarangan mikroplastik dalam produk
Edukasi masyarakat tentang bahaya tersembunyi mikroplastik
Mikroplastik mungkin tak terlihat, tapi jejaknya ada di mana-mana—termasuk di tubuh kita. Kesadaran adalah langkah pertama untuk mengurangi dampaknya. Bagi Anda yang peduli terhadap kualitas lingkungan, pengujian mikroplastik pada air, tanah, atau produk tertentu bisa menjadi langkah strategis.
Greenlab Indonesia
Monday, 05 May 2025
Pengujian lingkungan merupakan langkah krusial untuk memastikan bahwa udara, air, tanah, dan limbah tidak menimbulkan bahaya bagi manusia maupun alam. Namun, dalam prosesnya, banyak perusahaan atau institusi yang melakukan kesalahan-kesalahan umum yang justru mengurangi keakuratan hasil uji dan berisiko pada kepatuhan terhadap regulasi.
Dalam artikel ini, kami akan membahas 5 kesalahan umum dalam pengujian lingkungan serta cara terbaik untuk menghindarinya.
Kesalahan paling sering terjadi adalah saat pengambilan sampel tidak mengikuti standar teknis, baik dari segi alat, waktu, lokasi, maupun cara penyimpanan.
Hasil uji tidak representatif.
Kontaminasi silang atau degradasi sampel.
Penolakan oleh instansi regulator.
Gunakan petugas sampling bersertifikat.
Ikuti SNI, ISO, atau metode baku mutu yang ditentukan Kementerian Lingkungan Hidup.
Pastikan penggunaan wadah dan preservasi yang tepat.
Beberapa perusahaan melakukan pengujian tanpa mengacu pada Peraturan Menteri LHK, Perda, atau standar internasional (ISO 17025) yang diwajibkan untuk pelaporan resmi.
Denda administratif atau sanksi hukum.
Tidak lolos audit lingkungan.
Rekomendasi hasil uji tidak valid secara hukum.
Selalu rujuk pada regulasi terbaru dari KLHK.
Gunakan laboratorium lingkungan terakreditasi KAN.
Konsultasikan kebutuhan uji sebelum pelaksanaan.
Beberapa entitas hanya melakukan pengujian sekali dalam setahun, padahal aktivitas operasional mereka membutuhkan pemantauan lebih rutin.
Terjadi pencemaran tanpa terdeteksi.
Tidak ada data tren untuk pengambilan keputusan.
Gagal memenuhi ketentuan pelaporan berkala.
Buat jadwal pengujian tahunan sesuai izin lingkungan (UKL-UPL/AMDAL).
Lakukan uji berkala (bulanan/kuartalan) untuk parameter kritis seperti BOD, COD, atau PM2.5.
Dokumentasi hasil pengujian seringkali tidak diarsipkan dengan benar, atau hanya disimpan secara manual tanpa backup digital.
Kesulitan dalam audit atau inspeksi mendadak.
Hilangnya data historis untuk analisis jangka panjang.
Risiko duplikasi biaya untuk pengujian ulang.
Gunakan sistem digital untuk menyimpan laporan uji.
Backup data secara rutin di cloud atau server internal.
Pastikan semua laporan memiliki nomor dokumen dan tanda tangan otoritas laboratorium.
Tidak semua laboratorium mampu memberikan hasil yang valid dan dapat dipertanggungjawabkan secara hukum.
Hasil uji tidak diakui oleh regulator.
Tidak sesuai untuk keperluan audit, tender, atau sertifikasi.
Potensi hasil yang tidak akurat atau bias.
Pilih laboratorium yang telah terakreditasi ISO/IEC 17025 dari KAN.
Tanyakan daftar parameter yang sudah terverifikasi.
Cek pengalaman laboratorium dalam menangani sektor industri Anda.
Kesalahan dalam pengujian lingkungan bisa berdampak serius, mulai dari biaya tambahan hingga sanksi hukum. Oleh karena itu, pastikan proses pengujian dilakukan dengan metode yang tepat, regulasi yang benar, dan laboratorium yang terpercaya.
Jika Anda membutuhkan mitra pengujian lingkungan yang profesional, laboratorium kami siap membantu Anda dengan layanan uji air, udara, tanah, dan limbah sesuai standar nasional dan internasional.
Greenlab Indonesia
Monday, 05 May 2025
Ketika mendengar kata polusi lingkungan, kebanyakan orang langsung berpikir tentang asap kendaraan atau limbah pabrik. Namun, tahukah Anda bahwa ada jenis-jenis polusi lain yang sering tidak disadari, padahal dampaknya sangat besar terhadap kesehatan manusia dan kelestarian alam?
Dalam artikel ini, kami akan membahas 5 jenis polusi lingkungan yang sering diabaikan, namun penting untuk dikenali agar kita bisa mengambil langkah pencegahan lebih dini.
Polusi cahaya adalah kondisi berlebihnya cahaya buatan di malam hari yang mengganggu ekosistem alam dan kesehatan manusia.
Mengganggu ritme sirkadian manusia dan hewan.
Merusak habitat hewan malam seperti burung dan serangga.
Mengurangi kemampuan melihat bintang dan fenomena langit.
Polusi suara sering terjadi di kota besar, tapi dampaknya sering dianggap remeh.
Stres, gangguan tidur, dan hipertensi.
Mengganggu komunikasi hewan laut dan darat.
Menurunkan kualitas hidup masyarakat sekitar.
Mikroplastik adalah partikel plastik kecil yang berasal dari pembusukan plastik besar atau produk sehari-hari seperti kosmetik dan deterjen.
Masuk ke rantai makanan melalui ikan dan air minum.
Potensi mengganggu sistem hormonal dan kesehatan manusia.
Merusak organisme laut dan air tawar.
Polusi ini berasal dari medan elektromagnetik buatan yang dihasilkan oleh peralatan elektronik dan jaringan nirkabel.
Menjadi perdebatan dalam studi kesehatan jangka panjang.
Dikhawatirkan memengaruhi sistem saraf dan tidur.
Berpengaruh pada orientasi navigasi hewan seperti burung dan lebah.
Polusi tanah sering kali tidak terlihat, namun efek jangka panjangnya sangat merusak.
Menurunkan kesuburan tanah dan hasil pertanian.
Masuknya logam berat ke dalam tanaman dan rantai makanan.
Mencemari air tanah yang dikonsumsi manusia.
Limbah industri, penggunaan pestisida berlebihan, dan pembuangan sampah sembarangan.
Meskipun jenis-jenis polusi di atas tidak selalu terlihat, dampaknya nyata. Kesadaran masyarakat dan peran laboratorium lingkungan sangat penting untuk:
Melakukan uji kualitas tanah, udara, dan air.
Memberikan data akurat bagi pengambilan keputusan.
Mendorong industri dan pemerintah menerapkan kebijakan lingkungan berkelanjutan.
Sekarang Anda tahu bahwa tidak semua polusi terlihat oleh mata. Beberapa bahkan tersembunyi di balik kebiasaan harian kita. Untuk itu, mari lebih waspada dan dukung upaya pengujian serta pemantauan lingkungan secara ilmiah dan berkelanjutan.
Greenlab Indonesia
Tuesday, 29 Apr 2025
Polusi udara adalah masalah lingkungan yang semakin memburuk di banyak kota besar Indonesia. Dampaknya tidak hanya terasa pada kesehatan manusia, tetapi juga terhadap perubahan iklim dan kelestarian alam. Berikut adalah 10 fakta mengejutkan tentang polusi udara di Indonesia yang perlu Anda ketahui.
Menurut laporan IQAir, beberapa kota besar di Indonesia seperti Jakarta, Bekasi, dan Tangerang sering masuk dalam daftar kota dengan polusi udara terburuk di dunia, terutama selama musim kemarau.
Kendaraan bermotor, khususnya yang berbahan bakar fosil, menyumbang sekitar 70% polusi udara di kota-kota besar Indonesia. Emisi karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NOx), dan partikulat halus (PM2.5) berasal dari aktivitas lalu lintas yang padat.
Setiap musim kemarau, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Sumatera dan Kalimantan menghasilkan asap pekat yang tidak hanya mencemari udara lokal, tetapi juga mengganggu negara tetangga seperti Malaysia dan Singapura.
Data dari Global Burden of Disease (GBD) menunjukkan bahwa sekitar 123.000 kematian prematur di Indonesia setiap tahun berkaitan langsung dengan paparan polusi udara.
Partikel halus berukuran PM2.5 (diameter kurang dari 2,5 mikrometer) dapat menembus paru-paru dan masuk ke aliran darah, meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke, dan kanker paru-paru.
Penelitian WHO menunjukkan bahwa anak-anak di bawah usia 5 tahun lebih rentan terkena dampak buruk polusi udara karena sistem pernapasan mereka masih berkembang.
Meskipun kota metropolitan lebih parah, polusi udara juga terjadi di daerah pedesaan, terutama akibat pembakaran sampah terbuka, penggunaan bahan bakar biomassa, dan aktivitas pertanian.
Ambang batas aman untuk PM2.5 menurut WHO adalah 5 µg/m³, sementara standar nasional Indonesia masih memperbolehkan hingga 15 µg/m³, tiga kali lebih tinggi.
Gas rumah kaca seperti karbon dioksida (CO₂) dan metana (CH₄) yang dilepaskan dari pembakaran fosil dan biomassa mempercepat perubahan iklim global.
Meskipun sudah ada aplikasi pemantau kualitas udara, jumlah stasiun pemantauan di Indonesia masih sangat terbatas dibandingkan dengan luas wilayah dan jumlah penduduk.
Polusi udara di Indonesia merupakan tantangan besar yang memerlukan perhatian serius dari pemerintah, industri, dan masyarakat. Dengan memahami fakta-fakta ini, kita dapat lebih sadar pentingnya mengurangi emisi, mendukung energi bersih, dan menjaga kesehatan pribadi serta lingkungan.
Greenlab Indonesia
Tuesday, 29 Apr 2025
Polusi air menjadi salah satu ancaman terbesar bagi kesehatan manusia dan kelestarian lingkungan di Indonesia. Meskipun air merupakan sumber kehidupan, banyak sungai, danau, dan sumber air tanah kita yang kini tercemar akibat berbagai aktivitas manusia. Untuk meningkatkan kesadaran, berikut adalah 7 fakta mengejutkan tentang polusi air di Indonesia yang wajib Anda ketahui.
Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), lebih dari 80% sungai di Indonesia dalam kondisi tercemar, terutama akibat limbah domestik, industri, dan pertanian.
Tak hanya industri, limbah rumah tangga seperti deterjen, minyak bekas, dan sampah organik menjadi salah satu penyebab utama polusi air di Indonesia. Kurangnya sistem pengolahan limbah di tingkat rumah tangga memperparah kondisi ini.
Sebagai ibu kota negara, Jakarta menghasilkan ribuan ton limbah cair setiap harinya, sebagian besar langsung mengalir ke sungai tanpa melalui proses pengolahan yang memadai.
Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% air tanah di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Medan sudah tercemar bakteri E. coli, yang berasal dari kebocoran septic tank dan sanitasi yang buruk.
Dampak kesehatan akibat polusi air, seperti diare, penyakit kulit, hingga gangguan pencernaan, menyebabkan kerugian ekonomi hingga triliunan rupiah setiap tahun di Indonesia.
Beberapa sungai besar di Indonesia seperti Citarum dan Brantas tercemar logam berat berbahaya seperti merkuri, timbal, dan kadmium, yang berasal dari limbah industri tekstil, pertambangan, dan pabrik kimia.
Sungai Citarum di Jawa Barat pernah dinobatkan sebagai salah satu sungai paling tercemar di dunia, dengan kandungan limbah berbahaya yang sangat tinggi.
Polusi air di Indonesia adalah masalah serius yang berdampak pada kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. Dengan meningkatkan kesadaran, memperbaiki sistem sanitasi, dan rutin melakukan pengujian kualitas air, kita bisa bersama-sama menjaga sumber daya air bersih untuk generasi mendatang.
Bersama Greenlab Indonesia, mari bangun Indonesia dengan
lingkungan yang lebih baik secara terukur, teratur, dan terorganisir.
Bersama Greenlab Indonesia, mari bangun
Indonesia dengan lingkungan yang lebih baik,
secara terukur, teratur, dan terorganisir.